­

Penyu Laut ( Sumber ) Sobat blogger tercinta, Kura-kura adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Kura-kura ter...

Kura-Kura-Penyu dan Konservasi

By 13.50 , ,

Penyu Laut (Sumber)
Sobat blogger tercinta, Kura-kura adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Kura-kura termasuk dalam ordo Testudinata atau Chelonians dan memiliki batok (bony shell) yang kaku dan keras. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas menutupi punggung yang disebut karapas dan bagian bawah (ventral, perut) yang disebut plastron. Pada setiap bagian terdiri dari dua lapis, dimana lapisan luar berupa sisik-sisik besar dan keras tersusun seperti genting; dan lapisan dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.

Ada tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa kura-kura, yaitu penyu (sea turtles), bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Kura-kura sendiri terdiri dari kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).



(Sumber)

Dalam Mitologi Hindu disebutkan bahwa bumi ini disangga oleh empat ekor kura-kura. Kisah kuno Adiparwa juga menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan penting menyangga gunung yang diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan dalam mencari tirta amerta alias air kehidupan. Bulus atau labi-labi juga menjadi hewan yang disucikan, sehingga kerap dipelihara di kolam-kolam kuil Hindu atau tempat suci lainnya. Lukisan kura-kura pun kadang-kadang muncul pada relief candi atau makam.

Daging kura-kura dan penyu, telah lama dikenal sebagai makanan yang lezat. Ribuan ekor bulus, kura-kura dan penyu terutama penyu hijau, serta telur-telurnya,telah menjadi santapan manusia. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) diburu dan diambil sisiknya yang indah untuk bahan perhiasan. Beberapa jenis penyu yang lain juga kerap dibunuh dan dikeringkan (diopset) untuk dijadikan hiasan dinding. Selain itu banyak juga jenis kura-kura yang ditangkap untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan, karena keindahan warna, keunikan, bahkan karena kelangkaannya yang membuat beberapa diantaranya berharga mahal.

Kondisi tersebut telah menurunkan populasi kura-kura ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Terlebih habitat alami kura-kura seperti sungai-sungai, rawa dan hutan juga telah turut rusak akibat aktivitas manusia. Selain itu, perkembangan populasi kura-kura amat lambat. Sehingga tindakan konservasi kura-kura sangat diperlukan.

Dari semua spesies kura-kura, hanya penyu yang telah dilindungi dengan cukup baik di Indonesia melalui undang-undang. Banyak pantai peneluran penyu yang telah dimasukkan ke dalam kawasan yang dilindungi, seperti Pantai Sukamade di Jawa Timur dan Pantai Jamursba-Medi di Papua. Akan tetapi, penangkapan penyu dan pengambilan telurnya masih juga berlangsung secara ilegal dan sulit dihentikan.



Penyu Laut (Sumber)
Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Untuk bertelur, penyu menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia, kebisingan dan cahaya. Penyu betina meletakkan telur yang berjumlah ratusan dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Dari ratusan butir telur tersebut, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut dan tumbuh dewasa.
Bersyukur kini dibangun stasiun penetasan di tempat-tempat yang populer sebagai tempat bertelur penyu untuk membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:
  • Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
  • pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
  • Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
  • pantai selatan Lombok
  • Jawa Timur (Alas Purwo)
  • Bengkulu (Retak ilir Muko-muko)
  • Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatan
  • Pulau Jemur Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau
Laporan Conservation International (CI) mengenai usaha pelestarian penyu di Kosta Rika disebutkan, banyaknya penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982. Penyu belimbing telah mengalami penurunan 97% dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu yang singkat seperti penyu belimbing.

Mengapa sih, konservasi beberapa spesies kura-kura menjadi demikian penting adalah karena beberapa dari kura-kura tersebut mempunyai habitat spesifik untuk bertelur, musim tertentu untuk breeding, rentan terhadap kepunahan. Terlebih beberapa spesies kura-kura tersebut memiliki jumlah induk dewasa bertelur yang rendah, dengan telur-telur yang masih banyak diburu, juga beting tempat bertelur yang sering terkikis abrasi. Maka, mari kita lebih sadar betapa penting konservasi kura-kura demi menjaga agar tidak terjadi kepunahan pada spesiesnya. Karena spesies-spesies kura-kura merupakan kekayaan genetik keanekaragaman hayati reptilia Indonesia.

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kura-kura

You Might Also Like

0 komentar