Temani dan Amati Saat Anak Bermain
Sekitar tiga bulan yang lalu, Fahmi keponakan saya sedang bermain sepeda di halaman rumah yang diplester semen. Fahmi mengayuh sepeda yang dilengkapi dengan roda pembantu dibagian belakang dengan pelan, karena kakinya belum sampai ke kayuhan sepeda. Saat akan duduk di atas sepeda, ibu saya (nenek Fahmi) lah yang menaikkannya ke sadel. Fahmi sudah dua putaran rumah, saat aku datang dan duduk di samping bundanya. Di saat yang sama saya melihat Fahmi menekan-nekan kayuh sepeda dengan lebih kuat diikuti dengan badannya yang condong ke depan. Saat saya mengalihkan pandangan ke taman depan rumah, tiba-tiba saja Fahmi telah terjatuh dari sepeda dan menangis karena lututnya berdarah. Saya, bunda Fahmi dan bapak (kakek Fahmi) serta merta mengangkat Fahmi dari sepeda dan mengobati luka pada lututnya.
Saya merasa bersalah sekali karena begitu lalai saat keponakan bermain. Tetapi, bukankah tadi juga ada bunda Fahmi dan bapak! Ya, pada akhirnya saya menyadari bahwa tidak hanya saya, namun mereka berdua juga lalai.
Setelah terjatuh dari sepeda, Fahmi terus menangis karena luka di lututnya berdarah. Meski telah kami obati, aku tahu Fahmi pasti masih trauma untuk naik sepeda lagi. Dan saya sadari saat ini sudah tiga bulan dia tidak menyentuh sepeda.
![]() |
Fahmi dan sepedanya |
Ibu dan saya mengingat kejadian tiga bulan lalu saat melihat sepeda Fahmi yang terparkir di sudut garasi rumah. Ya, saat itu ibu memang sedang di dapur dan tidak bersama kami di halaman depan bersama Fahmi. Ibu lantas bercerita bahwa selama ini saat Fahmi bermain sepeda, beliaulah yang menjaga. Ibu tidak pernah membiarkan jika hanya bapak seorang yang menjaga Fahmi bermain. Alasan beliau karena bapak alias laki-laki pada umumnya cenderung teledor dan menyepelekan hal-hal kecil. Bapak sering menegur ibu yang terkesan terlau khawatir. Padahal, kekhawatiran beliau beralasan.
Cara ibu menjaga Fahmi bermain sepeda adalah dengan mengekor dibelakang Fahmi yang sedang bersepeda. Sebelumnya ternyata ibu terbiasa mengamati cara bermain Fahmi. Karena kaki Fahmi belum sampai sadel, Fahmi cenderung ngotot menginjak kayuhan jika ada gundukan atau jalan tidak rata yang mengganjal roda sepedanya. Hal ini menyebabkan sepeda miring dan cenderung oleng ke samping yang dapat mengakibatkan Fahmi terjatuh ke samping. Itulah mengapa ibu saya selalu mengekor Fahmi bersepeda, utamanya jika Fahmi minta bersepeda di jalan depan rumah. Ibu bahkan rela menungguinya berjam-jam, karena tahu jika Fahmi belum bisa 'njagang' alias menghandle sepedanya sendiri. Sepeda dengan bantuan dua roda di bagian belakang ternyata tidak menjamin keselamatan anak bersepeda, terlebih buat anak yang belum sampai kakinya ke kekayuhan.
"Hal ini akhirnya membuat saya belajar bahwa sangat penting untuk mengamati dengan detail saat anak bermain, seperti caranya menggunakan mainannya dan seterusnya."
Beberapa tips yang dapat dilakukan agar kita tetap dapat menghandle anak-anak bermain dengan aman, diantaranya:
- Memastikan bahwa mainan yang digunakan anak untuk bermain anak aman, kita bisa mulai memperhatikan buku panduan pemakaian atau mengamati mainan anak sebelum akhirnya digunakan, jika tidak ada buku panduan, kita bisa coba mencari spesifikasi mainan sejenis melalui searching di internet.
- Memastikan bahwa mainan anak-anak kita sesuai dengan usianya.
- Memastikan tempat bermain anak terbebas dari benda atau hal-hal yang dapat membahayakan anak seperti stop kontak, benda tajam, lantai yang licin, kompor atau heatter, dan masih banyak lagi
- Memastikan anak bermain di tempat yang jauh dari polusi misalnya asap rokok, asap kendaraan, sampah dan seterusnya.
- Menjaga dan mengamati gerak-gerik anak saat bermain. Hal ini memang tidak mungkin kita lakukan secara terus-menerus, tetapi kita bisa memulainya dengan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan anak kita sehingga kita dapat lebih waspada.
- Tidak sibuk sendiri saat anak bermain, misalnya asik ber-sms, facebook-an, twitter-an, dst.
- Jika kemudian harus mendilegasikan orang lain untuk menjaga anak bermain, sebaiknya kita menjelaskan segala sesuatu yang memang harus diketahui pengganti kita.
- Berdoa agar anak-anak senantiasa diberi penjagaan terbaik dari-Nya.
0 komentar