Yup! Perpustakaan Brawijaya adalah tempat favorit saya. Tentunya kala dulu masih kuliah. Perpustakaan yang terletak di jantung kampus ini menjadi pilihan terbaik bagi saya kala itu. Selain tempatnya yang mudah dijangkau dari sudut manapun, perpustakaan memiliki spot view yang oke punya-lagi-lagi bagi saya. But, you must know, sekarang pasti perpustakaan Brawijaya makin indaaahh dan marem untuk ditinggali.nah loh!

Sebenarnya alasan simple saya hanya satu sih. Saya dari dulu sejak jaman SD-MTs-MAN memang suka banget ngendon di perpustakaan. Entah itu hanya lihat judul-judul buku, sekedar bolak-balikin halaman buku ensiklopedia yang banyak gambarnya and fullcolor dan tentu mencari referensi untuk keilmuan yang memang sedang
khusus dipelajari. Rasanya, hidup dipenuhi dengan buku-buku itu nyaman sekali. Saat butuh info apapun udah tinggal cari dikatalog, eh udah ketemu aja buku referensi yang kita cari. Hmm, I Love Perpustakaan so much. Sepertinya nanti kalau punya rumah sendiri saya tak bikin perpustakaan dalam rumah yang asik ahh, yang ngadep taman berair mancur-mirip di perpustakaan Brawijaya.hehe

Nah, diperpustakaan inilah saya begitu kerasannya karena saat jeda kuliah, saya jadi tak lagi perlu pulang ke kots yang jauhnya bermeter-meter. Jauh mungkin karena saya memang pejalan kaki, kalau saya bawa motor mungkin lain cerita. Namun meski awalnya canggung saat semester-semester awal kuliah, akhirnya saya mulai jatuh cinta sama ini perpustakaan. Bagi saya perpustakaan is just like my second home. Asiiikkk banget deh, apalagi sudah mengenal lokasi-lokasi dalam perpustakaan. Mulai dari halaman depan yang asik buat janjian sama temen ngerjain tugas karena disana banyak bangku-bangku yang juga difasilitasi hot spot buat inetan. Nunggu temen pun gak boring, temen lupa janji pun gak masalah.hihi

Nah, kalau udah masuk perpus lain lagi ceritanya. Saya bakalan ketemu mas-mas penjaga loker yang bakal ngasih kunci untuk nitipin barang-barang kita. Karena saya dulu sudah tipe emak-emak yang kemana-mana bontotannya banyak, walhasil loker perpus ini benr-benar menolong. Saya sampe hafal mana loker yang ukurnnya jumbo sesuai warna kunci loker. Sampai saat saya sekedar pengen jalan-jalan keliling kampus atau bahkan butuh ke bank atau matos, tas ransel udah saya titipin aja tuh di perpus-saya tinggal bawa hp dan uang di saku celana.

Setelah nitip barang di loker, sayapun masuk perpustakaan dengan menggunakan kartu tanda mahasiswa ber-barcode. Tinggal lewatin aja ktm di depan alat pengenal, saat keluar ID kita bisa langsung masuk. Dan ketika sudah di dalam perpustakaan itu artinya kita free to do anything, termasuk tiduran sejenak di tempat yang tidak full mahasiswa semisal ruang referensi untuk kedokteran dan sastra. Entahlah, di ruang ini malah sering sepi-padahal saya senang sekali baca buku (plus ketiduran) di sana.

Eits, tapi sebelum itu karena jeda kuliah biasanya jelang waktu dhuhur sayapun mending ke mushola dulu, sekalian nge-refresh jiwa. Sayangnya di mushola ini, kondisi mukena seringkali kurang menyenangkan sehingga banyak juga pengunjung yang membawa sendiri mukena parasit yang simple itu.

Selesai dari mushola, biasanya saya keluar sebentar bersama teman-teman untuk makan siang di kantin Brawijaya yang ada tepat di samping perpus. Langganan saya saat itu kalo gak bakso cak ipul yang super enak dan murah, ya prasmanannya ibu-ibu cantik mirip dosen analitik saya (duh bu kantin, kulo supe namanya deh!). Kalau sedang tanggal muda kadang pesan lalapan ati, kalau tanggal tua ya cukup lalapan tempe. Setelah itu kamipun langsung masuk kembali ke perpustakaan dan menyebar-berdasar kepentingan masing-masing.

Dahulu saat terlupa membawa leptop, saya langsung ke sampoerna corner untuk download referensi. Kadang koneksi cepat kadang lambat, kadang pengantri banyak kadang sedikit. Namun yang saya suka saat masih inet gratisan di SC ini adalah banyak buku-buku yang khusus disediakan disana yang menurut saya cukup penting dibaca sebagai pengetahuan umum yang up to date yang saat itu hanya boleh dipinjam di akhir pekan saja -hari sabtu sampai senin. Ruangan SC bagi saya dulu adalah satu-satunya tempat diperpustakaan yang paling cozy, bersofa, ber-tv kabel dan ber-ac. Lokasinya juga di tengah perpus yang memiliki taman yang cukup asri.

Saat tidak di SC, saya tentu lebih suka di ruang buku kedokteran dan sastra. Alasannya beberapa buku kdokteran justru memuat cukup baik informasi mengenai kimia, karena kebetulan saya kuliah di jurusan kimia. Dan sastra, karena di sana banyak novel terbaru maupun yang sudah jadul semisal karya Buya HAMKA, dst. Saya suka pinjam novel kalau sedang tak ada tugas laporan.

Kalau sudah begini saya kerasan sekali di perpustakaan kampus. Kadang hari libur-sabtu pun saya juga ke perpus meski perpus hanya buka setengah hari. Pendek kata, saya jatuh hati dengan perpus. Kinipun saya berharap segera menemukan perpustakaan tambatan hati sekali lagi. Semoga saya bisa lanjut pendidikan saya di MM-UI. Itu cita-cita saya. Dan saat itu, pasti perpustakaan akan selalu menjadi my second place. Again and again.